Minggu, 20 Februari 2011

1 Oh Jurig, Manusia harusnya belajar darimu

Mendengar kata jurig, maka terbayang lah sosok yang menakutkan atau menyeramkan. Jurig itu sebutan untuk hantu dalam bahasa Indonesia, Ghost in English, Diablo el da espanyola, crti ocht ix mars. (ini dalam bahasa alien dari mars, yang artinya itu tadi, Jurig). Disini saya tidak mau membahas panjang-panjang kata Jurig dalam berbagai bahasa, kalo masih penasaran coba liat Wikipedia.com. Oiya, saya mimpi semalam, dan gara-gara itulah saya terbangun dan tak bisa tidur lagi, bukan mimpi biasa, mimpi yang luar biasa dan telah mengubah paradigma berpikir saya tentang dia, yaitu Jurig.


Sebenarnya saya sedang lelap tertidur, makanya saya mimpi, ketemu dia, dia yaitu jurig, sosok mistis yang sempat naik daun dan jadi selebritis di Indonesia. Sekarang juga masih lah, buktinya tiap film yang ada jurignya masih banyak yang suka, banyak yang ngantri, banyak yang menyisihkan uang nya daripada menyumbang untuk membangun mesjid di pinggir jalan yang mengganggu lalu lintas itu, atau nabung buat naik haji untuk berbangga-bangga karena punya gelar H didepan namanya. Sudahlah bukan urusan saya.


Berdasarkan beberapa pendapat bukan dari buku, dan beberapa sumber yang tidak bisa dipercaya, ada beberapa jenis jurig. Kebanyakan mereka bersifat soliter, atau penyendiri tapi tidak autis seperti kebanyakan facebooker. Dalam kesendiriannya ternyata mereka lebih tabah dari manusia yang banyak mengeluh. Lihat si Kuntilanak, walapun sendirian dia selalu bahagia, selalu tertawa, easy going, tak pernah pusing memikirkan kesendiriannya. Seakan akan dia sengaja sombong dan berbanga memiliki suara tawa yang khas, yang unik, yang membedakan dirinya dengan hantu lainnya. Benar-benar mensyukuri perbedaanya sebagai rahmat dan karunia, tak seperti kita, manusia yang harus seragam, harus sama, kalau beda dianggap aneh,dianggap nyeleneh bahkan dianggap gila.


Si pocong, dalam ketebatasnnya dia tak pernah mengeluh, tak pernah mau menyerah pada nasib, walaupun kaki dan tangannya terikat. Lihatlah dia selalu melompat, melompat dan melompat. Harusnya kita malu, yang punya kaki dan tangan yang bebas tapi masih malas. Malas untuk berusaha, malas untuk bekerja, lihatlah dirimu, kemana-mana malas berjalan. Kamu lebih memilih memacetkan jalan dengan kendaraanmu. Lalu apa fungsi dari kakimu?, menendang pantat orang yang menyebalkankah? Oh jangan mending untuk berjalan atau berlari atau berolahraga.


Hey Genderuwo A.K.A Buto Ijo, yang penuh kesederhanaan, penuh kebersahajaan, tak pernah mengeluh walaupun sepanjang hidupnya hanya pakai kolor ijo. Percaya diri dengan tampangnya yang menyeramkan, tetap ceria walaupun di cap sebagai monster yang menakutkan. Beda dengan kita yang selalu ingin memakai pakaian yang bagus, yang baru, yang banyak dan menjungjung tinggi konsumerisme sebagai tren yang harus selalu diikuti. Tak menghargai kondrat dari Tuhan yang sudah menciptakan kita dengan sempurna, masih saja tidak puas, masih saja mengeluh, masih saja tidak pede. Masih saja menilai sesuatu dari tampangnya, dari luarnya saja.


Wahay Tuyul, yang kebanyakan gundul. Aku juga malu padamu. Kesetiaanmu begitu tulus, kamu rela melakukan apa saja demi titah majikanmu. Penuh dedikasi, tak pernah protes, tak minta gaji. Kamu cukup puas dengan bekerja tanpa pamrih. Lalu lihatlah kita yang belum bekerja sudah minta upah, apa-apa harus pake upah. Malulah kita yang masih punya rambut tapi semangat kita kalah sama sibotak tuyul itu. Apalagi mereka (mungkinjuga saya), yang mengaku sebagai wakil rakyat, mengaku digaji oleh uang rakyat, bukannya mewakili kepentingan rakyat, tapi lihatlah mereka sibuk pidato, sibuk bikin sesuatu untuk menyebabkan ketuanya yaitu rakyatnya berdemo, lupa tugas, lupa amanat dari yang menggaji besar mereka.


Lalu apakah kita sebagai manusia harus kalah dengan mereka?, ya janganlah. Kita lebih mulia, kita harusnya lebih baik dari mereka. Apalagi kita adalah manusia yaitu mahluk nyata, sedangkan mereka hanya jurig yang kita ciptakan dari imajinasi kita. Oh jurig oh manusia. Terpujilah wahai engkau ibu bapak jurig, jasamu tiada tara.

source:kaskus.us

1 komentar:

Bl0g S4ya mengatakan...

bisaan mnh dif....
urang tong eleh ti jurig ahh...
hahahaha....

Posting Komentar